Laman

Kamis, 10 November 2016

SALAH SERAGAM

SALAH SERAGAM

Pada suatu hari kamis, aku sedang mempersiapkan untuk sekolah. Mulai dari bangun tidur, sholat Subuh, mandi pagi, sarapan, berpamitan kepada orangtua, kemudian Naik Motor menuju sekolah. Untung saja aku bisa mempersiapkannya dengan cepat. Dua puluh menit di perjalanan, ketika sampai di sekolah, aku pun melangkah dengan tenang dan santai, karena masih jauh dari kata terlambat.
Kulewati gerbang sekolah, lapangan sekolah,kemudian bergerak menuju kelasku. Masih sepi disana, kubuka pintu kelasku, kumasuki kelas dengan mengucap salam,lalu aku duduk di bangku.
Ketika salah satu teman sekelasku akan datang menuju kelas, aku membereskan barang-barangku dan menutup tasku, kemudian kuambil Al-Qur’an untuk persiapan mengaji. Saat ia memasuki kelas
“Woy Suki.”, kata Felix, teman sekelasku.
“Apa Woy.”, kataku.
Kemudian Felix duduk di sebelahku. Aku dan Bagas tidak menyadari bahwa celana yang kupakai itu salah, sehingga ia tidak mengingatkanku. Ia hanya bertanya
“Lu udah Ngerjain PR hari ini, Ki?”
“Udahlah, Lu?”
“Udah juga gampang itumah .”

     Kemudian ketika aku dan Felix berbicara tentang PR. teman yang lain datang                                  “Woy Lix”, kata Sanji dan teman-temannya.
“Ape.”, Felix menjawab.
Kemudian Sanji melihatku mengenakan celana yang berbeda dari yang lainnya, kemudian ia berkata
“Suki, Lu ngantuk ya? Celanamu kok warna biru, seharusnya putih kocak. Lu pasti begadang main rainbow six ya semalam ya.”
     Pada peraturan sekolah tersebut, dijelaskan bahwa seragam hari Kamis  adalah memakai seragam batik ,celana putih, Sabuk. Setelah diingatkan Sanji, aku baru menyadari bahwa celana yang kupakai bukan putih, tetapi biru. Aku pun langsung malu.

     Pada pukul setengah tujuh, dimulailah tadarus, Banyak teman disana yang terlihat tersenyum menyindir kepadaku karena salah seragam itu. Aku malu setengah mati. Kemudian guru mengaji juga mengingatkanku.
“Ki, mengapa kamu memakai celana biru, yang lainnya aja pake putih semua.”, kata Pak Koro.
Teman-teman lainnya langsung tertawa. Lalu aku menjawab
“Maaf Pak, saya tadi tergesa-gesa persiapan sekolah sampai salah celana begini.”, kataku sambil tersenyum malu.
“Tidak apa-apa, lain kali jangan begini lagi.”
Kemudian kelas mengaji kembali berjalan normal.
Setelah menunggu hingga bel pulang sekolah aku menunggu sekolah sepi dulu, setelah sekolah sepi aku pun pulang .Tetapi saya tetap berpikir positif dan mengambil hikmah dari kejadian itu.

TAMAT


Habib Zain Anis Alattas
XII IPA 1 

SMAN 106 JAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar