Kamis, 27 Oktober 2016

IMPIAN SEBUTIR KACANG




"IMPIAN SEBUTIR KACANG"

            Arazi adalah seorang anak yang dikatakan kurang berhasil dalam pelajaran, bahkan guru sering menjuluki dia sebagai aktivis remedial yang setiap kali ujian pasti mendapat nilai jauh dari angka aman. Namun dibalik nilainya yang sangat sederhana, dia anak yang  jujur dan santun serta berani mengungkapkan pendapatnya.  Nilai yang ia dapat adalah hasil usahanya sendiri secara jujur.
            Terkadang ia sedih dengan realita keadaan sekolah yang ada di Indonesia. Dengan inilah, ia bertekad agar kelak dapat memajukan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, terutama untuk anak-anak jalanan. Terkadang Arazi dipandang sebelah mata oleh gurunya, salah satunya ialah bapak Marpuang. Arazi sering kali diremehkan olehnya karena nilai ulangan yang jauh dibawah angka aman. Namun kesedihannya tidak menggoyahkan tekadnya.
Pak Marpuang selalu menegur Arazi, tetapi itu tidak lantas membuat Arazi gentar, ia tetap pada pendiriannya untuk terus berlaku jujur dan berbuat sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Tetapi tidak semua guru yang memandang Arazi dengan sebelah mata, ibu Karsih adalah salah satu guru di sekolahnya yang mengetahui siapa itu Arazi, hanya dia yang mengetahui kepribadiannya. Seringkali Arazi hampir tergoda dengan tawaran Ale. Ale seringkali menawari Arazi contekan. Karena hal itu, Arazi pun bertanya kepada Pras dan Gilang. Mereka adalah pembimbing rohis di sekolahnya.
            Singkat cerita, ketika kenaikan kelas Arazi dipanggil oleh pak Marpuang saat rapat pleno karena nilainya yang dibawah standar dan terancam akan tinggal kelas. Tak lantas bu Karsih pun membela Arazi. Tetapi pak Marpuang tidak tinggal diam, ia membantah perkataan dari bu Karsih. Kemudian bu Karsih menantang pak Marpuang jika ia bisa memotivasi Arazi dan Arazi mendapat nilai diatas standar saat ujian penentuan, Arazi pantas naik kelas. Lalu pak Marpuang menyetujuinya.
            Setelah bel pulang sekolah bu Karsih menemui Syifa. Syifa adalah salah satu murid yang pandai dan rendah hati. Bu Karsih memintanya membantu Arazi untuk belajar tambahan. Syifa pun menyanggupinya
Setiap pulang sekolah Syifa selalu membimbing Arazi untuk belajar. Tetapi tak khayal terkadang Arazi seringkali menghindar dari Syifa. Syifa pun merasa bingung dengan sikap Arazi.
            Suatu saat ketika sepulang sekolah pak Marpuang melihat Arazi di pinggir jalan. Keesokan harinya ia langsung menegur Arazi. Arazi hanya bisa diam, Syifa yang menyaksikan itu hanya dapat berfikir apa yang dilakukan Arazi di pinggir jalan. Ketika di jalan, karena penasaran, Syifa  mengambil keputusan untuk mengikuti arazi, hingga ia akhirnya sampai pada sebuah gedung bekas yang kumuh. Seketika hati syifa tersentuh melihat Arazi yang sedang mengajari anak-anak jalanan.
            Keesokan harinya ketika bel pulang sekolah Syifa langsung pergi ke tempat Arazi membantunya mengajar anak-anak jalanan itu. Tak banyak hal Syifa menanyakan kepada anak-anak tersebut tentang Arazi, tersentuhlah hati Syifa mendengar jawaban dari anak – anak  itu. Keesokan harinya setelah pulang sekolah Syifa ingin membantu Arazi, tak khayal Arazi pun selalu menghindar dan Syifa langsung mengikutinya. Seketika Arazi pun kaget ketika tahu syifa mengikutinya.
            Ternyata Syifa telah diberitahu oleh bu Karsih latar belakang Arazi, bahwasannya Arazi adalah seorang anak dari keluarga yang sangat minim. Seno teman sekelas Syifa tidak senang dengan kedekatan mereka berdua. Seno dekat sekali dengan guru terutama dengan pak Marpuang dikarenakan nilainya yang selalu diatas standar. Seringkali Seno menghasut pak Marpuang mengenai Arazi. Tak khayal pak Marpuang pun terhasut olehnya.
            Arazi hanya menganggap Syifa sebagai teman biasa, berbeda dengan Syifa yang ternyata menyimpan perasaan untuk Arazi. Tetapi karena seringnya Arazi dengan Syifa, Arazi pun sudah melihat kebaikan Syifa yang timbul dengan sendirinya, Arazi  terenyuh dan termotivasi untuk lebih giat belajar agar mendapatkan nilai yang  maksimal di tes kenaikan kelas tambahan. Ia mati - matian belajar sembari mengajari anak jalanan bersama syifa sepulang sekolah.
            Hari demi hari telah berlalu, waktu yang mendebarkan pun tiba, yakni tes kenaikan kelas. Arazi yang telah mempersiapkan kehadiran tes ini menanggapinya dengan santai, karena ia sudah sering mendalami materi - materi yang diujikan bersama Syifa, sebaliknya Seno yang diandalkan oleh pak Marpuang juga terlihat santai menanggapi ujian ini. Ujian pun dimulai, Arazi yang tidak terlihat kesulitan dengan ujian ini, sebaliknya Seno terlihat gelagapan karena waktu yang disediakan belajar ia gunakan untuk bermain dengan temannya yaitu huda. 
            Arazi dah Seno  pun ternyata tidak tahu bahwa mereka diawasi oleh pak Marpuang dan bu Karsih. Seno yang tidak belajar terlihat panik dan seringkali melihat kebawah meja. Karena pak Marpuang curiga dengan Seno, ia pun menghampiri dan tertangkaplah Seno sedang mencari jawaban di smartphone nya. Seno merasa malu dengan tindakannya. Pak Marpuang yang sering mempercayainya sebagai anak pintar di kelas dibuat kecewa olehnya. Lalu 15 menit kemudian bel pun berbunyi yang menandakan waktu mengerjakan soal telah habis.
            Tibalah saatnya pengumuman kenaikan kelas, ternyata ada 1 orang anak yang tinggal kelas di kelas 10. Ketika seluruh murid melihat pengumuman itu di mading sekolah ternyata murid tersebut adalah Seno, tak kuasa Seno menahan malu. Ia pun segera pergi kerumah Arazi untuk meminta maaf atas segala perbuatannya.
            Seno pun kecewa karena Arazi tidak ada dirumah, lalu ia pulang melewati jalan raya yang ia sering melihat Arazi berada disana. Ternyata benar Seno  melihat Arazi sedang mengajari anak-anak jalanan, seketika Seno  langsung merasa bersalah. Tak kuasa hati ia pun langsung meminta maaf kepada Arazi, seketika Arazi pun merespon dan memaafkannya.
             Walau Arazi sudah naik kelas, pak Marpuang masih belum sepenuh hati melihat Arazi naik kelas. Ketika ditengah jalan pak Marpuang melihat Arazi sedang mengajar anak - anak jalanan. Ia pun teringat seluruh perkataan Seno tentang keburukan Arazi. Tak lama kemudian, Seno segera menjelaskan semuanya kepada pak Marpuang dan mereka meminta maaf atas segala kesalahannya. Pak marpuang pun menghela nafas dan memaafkan segala kesalahan yang dilakukan oleh Seno. Arazi menghampiri pak Marpuang dan Seno, pak Marpuang pun meminta maaf  kepada Arazi karena ia telah berprasangka buruk kepadanya. 

 ...T A M A T...

Note : Manisnya keberhasilan ditentukan dari usaha yang dikerjakan. tetaplah berusaha semaksimal mungkin walaupun berat dan melelahkan, karena sesungguhnya bukanlah hasil yang dilihat melainkan proses yang dijalankan. keep istiqamah fisabilillah...

(FIKRI HAIKAL, 28-10-2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar