Rabu, 26 Oktober 2016

Viona dan Viola


Viona dan Viola

Viona dan Viola adalah sepasang anak kembar yang terlahir dari keluarga berada, Ayah mereka adalah pengusaha sukses di Indonesia, sedangkan Ibu mereka adalah seorang perancang busana yang sudah dikenal sampai ke luar negeri. Mereka tidak bersekolah di sekolah yang sama.  Mereka adalah kembar identik, mata, hidung, mulut, dan bentuk wajah mereka tidak ada yang berbeda, kecuali sikap mereka. Viona memiliki sikap yang sangat lembut, pintar, dan juga penurut. Sedangkan Viola sebaliknya, ia memiliki sikap yang cenderung semaunya, pembangkang, dan juga pemalas. 

Pada malam Senin, Viona sedang belajar di ruang tengah ditemani oleh Ibu dan Ayah,
kebetulan mereka sedang tidak terlalu banyak pekerjaan sehingga bisa menemani Viona,
sedangkan Viola tidak diketahui keberadaannya. Saat sedang berbincang-bincang, Viola pulang dengan membawa banyak belanjaan. Ibu yang melihat itu langsung
memarahi Viola karena sikap borosnya, Ibu membanding-bandingkan sikap Viona dan Viola, tentu hal itu membuat Viola sakit hati, sehingga ia
segera pergi menuju kamarnya dan membanting pintu dengan keras. Ayah mencoba
menenangkan Ibu, sedangkan Viona hanya bisa menangis mendengarkan pertengkaran
antara saudara kembarnya dan juga Ibunya. 

Sejak pertengkaran malam itu, terjadi perang dingin antara Ibu dan Viola, tidak ada
perkataan yang keluar dari mulut mereka. Viola berkata pada Viona bahwa dia akan
tinggal sementara di rumah tante mereka yang masih satu komplek dengan rumah
mereka sampai keadaan memungkinkan untuk Viola kembali kerumahnya.
Viona sempat menghalangi Viola, tetapi percuma saja.
 
Hari demi hari Ujian Nasional semakin dekat, Viona mempersiapkan diri untuk
menghadapinya, tak ada waktu untuk bersantai lagi, Viona belajar dengan tekun dan
juga fokus. Ibu dan Ayah sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, akhir-akhir ini mereka
sering pergi keluar negeri untuk urusan pekerjaan, tetapi bagi Viona tak ada masalah
karena pikirannya saat ini adalah fokus untuk Ujian Nasional. Sedangkan Viola masih
belum juga berniat untuk pulang kerumah, setiap kali Viona berkunjung ke rumah tantenya,
Viola sedang tidak ada disana, tante bilang Viola sedang pergi kerumah temannya.
Viona khawatir dengan Viola yang seakan-akan tidak memperdulikan Ujian Nasional yang
semakin dekat.

Hari yang ditunggu-tunggu tiba, seluruh kelas 12 berjuang mengerjakan soal-soal Ujian Nasional
termasuk Viona dan Viola. Setelah beberapa hari berjuang, akhirnya kini saatnya untuk
mendapatkan hasil Ujian Nasional mereka. Seluruh kelas 12 berdebar menunggu hasilnya.
Viona sangat bahagia saat menerima hasil kerja kerasnya selama ini, ia mendapatkan jalur
undangan Universitas Indonesia dengan jurusan Kedokteran. Viona segera pulang kerumah
dan memberi tahu berita bahagia tersebut kepada Ibu dan Ayah. Ibu yang kebetulan sedang
berada di rumah sangat bangga terhadap Viona, Ayah pun yang sedang berada di kantor
langsung pulang kerumah saat mendapat berita tersebut melalui telefon. Saat mereka sedang
berbahagia, tiba-tiba Viola pulang kerumah, suasana pun menjadi berubah. Viola pun
memberikan sebuah amplop kepada Ibu, Ibu hanya menatap Viola dengan penuh kebingungan.
Ibu membuka amplop tersebut, dan didalamnya terdapat selembar kertas, Ibu membaca
lembaran kertas tersebut dengan kebingungan. Setelah membaca lembaran kertas tersebut,
Ibu langsung memeluk Viola dengan penuh kasih sayang. Isi lembaran kertas tersebut adalah
Surat penerimaan beasiswa untuk Viola melanjutkan sekolah di Harvard University  yang
terdapat di Inggris dengan jurusan Arsitektur. Ayah dan Viona pun ikut memeluk Viola
dengan bangga.

Semenjak pertengkaran dengan Ibunya, Viola berusaha untuk merubah sikapnya, tidak
mudah bagi Viola yang sudah terbiasa dengan sikap malas dan semaunya, namun ia ingin
menunjukkan kepada keluarganya bahwa ia dan Viona itu sama, dan ia bisa jauh lebih baik
dari Viona. Maka saat tinggal di rumah tantenya, Viola mengikuti les setiap hari, ia juga
berusaha untuk fokus mengikuti pelajaran di sekolah, namun Viola tidak ingin keluarganya
tahu perubahan sikapnya terlebih dahulu, sehingga ia berkata kepada tantenya untuk tidak
memberitahu kepada keluarga Viola. Viola juga sering mencari tahu informasi tentang
beasiswa perguruan tinggi, dan akhirnya ia menemukan beasiswa Harvard University  
tersebut. Awalnya Viola ragu dan takut jika tidak diterima beasiswa tersebut, namun ia
harus menunjukkan kepada keluarganya bahwa ia bisa dan ia harus yakin. Serangkaian tes
telah ia lewati demi mendapatkan beasiswa tersebut, dan akhirnya kerja keras yang selama
ini ia lakukan membuahkan hasil, ia diterima beasiswa tersebut. Suatu kebanggan yang
sangat berarti bagi Viola. 

Kini tidak ada yang berbeda antara Viona dan Viola, mereka sama-sama perempuan cantik
dan pintar kebanggaan Ibu dan Ayah mereka. Ibu pun berjanji tidak akan membanding-bandingkan Viona dan Viola, karena meskipun mereka kembar tetapi mereka memiliki
kehidupan mereka masing-masing dan mereka tetaplah putri kembar kesayangan Ibu. Tak ada yang mustahil untuk
berubah menjadi lebih baik, lebih baik terlambat dari pada tidak berubah sama sekali. 

Ditulis oleh : Nindita Aulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar