Kesabaran Akan di Uji
Namaku Ashila Lathifah, biasa dipanggil Ashila. Aku seorang siswi SMAI Al Ihsan.
Seluruh warga sekolah sangat mengenalku,mereka selalu menegur dan melemparkan
senyuman saat bertemu denganku.Guru mengenalku sebagai juara setiap olimpiade
matematika yang telah diikuti sekolahku selama 3 tahun.Aku memiliki dua sahabat
perempuan bernama Azzahra Luthfiyyah dan Humairo Salsabila. Aku biasa mengajarkan
matematika kepada mereka, Humairo mengajariku fisika dan Azzahra berbakat dalam
pelajaran kimia.
Aku terbiasa sampai di sekolah lebih awal dari temanku.Menurutku, datang lebih awal
akan lebih banyak waktu menenangkan diri sebelum mulai pembelajaran.
Seperti biasanya, aku sudah sampai di sekolah 15 menit sebelum jam dinding berbunyi 6
kali menunjukkan pukul 06.00. Ku tenangkan hatiku, ku ambil Al- Qur’an yang biasa ku
bawa di tas. Ku rasakan kebahagiaan saat interaksi dengannya. Inilah caraku untuk
memulai hari dengan membacanya walau beberapa ayat. Ku coba sejenak memahami
makna dari ayat yang ku baca. Tak lupa menyimpannya kembali dengan hati – hati.
Hari ini hari rabu,jadwal untuk ulangan harian fisika jam pertama nanti.’’ Duh, kemana nih
rumus GLBB, tinggal itu yang belum ngerti.’’ Ucap ku sambil memeriksa setiap halaman
buku . ‘’ Assalamu’alaikum ‘’ ucap perempuan cantik yang lemah lembut sambil
mengulurkan tangannya.‘’ Wa’alaikumussalam. Alhamdulillah kamu udah dateng.’’
Balas diriku sambil menyalami tangan Humairo.‘’ Kenapa kok panik gitu ? udah siap kan
ulangan nanti ? ada yang ngga ngerti ? ‘’ Tanya Humairo sambil mengerutkan dahi.
Pak Hasan datang ke kelasku ‘’ Assalamu’alaikum. Hari ini ulangan fisika 2 jam pelajaran,
tidak ada catatan atau diskusi ! jika ada yang melanggar silahkan mengerjakan
di ruang guru !!! ‘’ ucap pak Hasan dengan tegas .
’’ Wa’alaikumussalam, siap pak ‘’ jawab murid serentak.
Segera aku berusaha tenang dan berbaik sangka kepada Allah sambil mengucap
‘’Bismillahirrahmaanirrahiim ‘’
Kriiinggg …… semua temanku melihatku dengan tatapan tajam.Aku lupa mematikan Hp
yang ada di laci meja. Pak Hasan yang kebetulan berada di sampingku mengambil Hp yang
ku genggam dengan cepat.’’ Segera keluar kamu ! beraninya kamu tidak jujur, darimana
kamu dapat kuncI jawaban ulangan ?’’ Pak Hasan merobek kertas ulanganku dan menyita
hp ku. Aku terisak – isak ‘’ saya tidak minta jawaban dari siapa pun pak.’’ ‘’ Tidak ada alasan,
ini buktinya.Sekarang kamu kerjakan di ruang guru ! ‘’ tegas pak Hasan
Bel istirahat berbunyi … ku letakkan lembar jawaban di meja pak Hasan.’’Ashila, kamu
tahu hukuman akibat berbuat tidak jujur ? saya akan mengurangi nilai dan memanggil
orang tuamu bertemu dengan saya’’ pak Hasan tiba – tiba disampingku .Aku tak menjawab
perkataan pak Hasan dan segera berlari sambil menutupi wajahku.Sampailah di tempat
tujuan, di mushola ini aku terbiasa meluangkan waktu istirahat untuk sholat dhuha.
Aku berdoa semoga diberi kesabaran, masalah ini segera berakhir sehingga orang tuaku
tidak jadi dipanggil oleh pak Hasan.
Aku segera kembali ke kelas, di perjalanan Azzahra segera menghentikan langkah ku.
‘’ Ashila, kamu tenang aja karena pelakunya udah jujur sama pak Hasan.’’ Ucap Azzahra. ‘’
Maksudnya pelaku apa ? ‘’ tanyaku penasaran. ‘’ Ternyata Tasya yang berbuat jahat sama
kamu. Tadi pagi dia minta nomer kamu, katanya sih mau share info gitu, yaudah aku kasih.
Aku pura – pura pinjem hp Tasya buat bales chat grup teater, nah gataunya dia share jawaban
ke kamu.’’ Ucap Azzahra ‘’Terus Tasya dimana ? ‘’ Tanya diriku. ‘’ Di ruang guru ketemu pak
Hasan.’’ Ucap Azzahra.’’Ayo ke sana ‘’ aku menarik tangan Azzahra. Ternyata Humairo sudah
bersama Tasya dan pak Hasan.Tasya yang melihatku segera menghampiriku dan meminta
maaf ‘’ Maafin ya, aku terpaksa karena aku iri sama kamu.Semu perhatian sama kamu.’’
Ucap Tasya sambil menangis.’’Aku sudah memaafkan, terimakasih sudah jujur.’’ Balasku
kepada Tasya.’’ Aku bersyukur bertemu denganmu Ashila.Kamu baik sekali.’’ Ucap Tasya
sambil memelukku. Pak Hasan meminta maaf dan mengatakan tidak jadi memanggil
orangtuaku.Aku bersyukur masalah ini pun berakhir .? Allah memberi ujian karena Allah
mengetahui aku mampu melewati ujian, dan tentulah ada hikmah dari ini semua. ya,
inilah cara Allah untuk menguji seberapa besarnya kesabaran yang ku miliki. .
Apakah aku akan putus asa atau menjadi lebih dekat dengan Allah ?
SHINTA CHAIRUNNISA SEPTIANA
XII IPA 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar