ANALISI NOVEL FILOSOFI KOPI
Alfitachiyyah
XII IPA 1
“Filosofi kopi- kumpulan cerita dan prosa dalam satu dekade” karya Dewi “Dee” Lestari ini di terbitkan pada tahun 2006. Cerita utama dalam buku Filosofi Kopi bercerita tentang Ben dan Jody. Ben merupakan seorang barista yang handal dalam meramu kopi. Ben dan Jody mendirikan suatu kedai kopi yang disebut ‘Filosofi Kopi temukan Diri Anda Di Sini.’
Ben memberikan sebuah gambaran singkat mengenai filosofi kopi dari setiap ramuan kopi yang disuguhkannya di kedai tersebut. Kedai tersebut menjadi sangat ramai dan penuh pengunjung.
Suatu hari, seorang pria kaya menantang Ben untuk membuat sebuah ramuan kopi yang apabila diminum akan membuat kita sulit untuk mengualkan kata kata tentang apa yangkita rasakan, dan Ben berhasil membuatnya. Ramuan kopi yang disebut Ben’s Perfecto tersebut menjadi minuman terenak dan dikagumi banyak pengunjungnya, Namun, Ben’s Perfecto terkalakan saatseorang pria datang dan mengatakan bahwa rasa kopi tersebut hanya “lumayan enak” dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu lokasi di Jawa Tengah.
Ben dan Jody yang penasaran dan langsung menuju lokasi tersebut. Kemudian mereka menemukan secangkir tiwus yang disuguhkan oleh pemilik warung gubuk didaerah tersebut.. Kopi tersebut memiliki rasa yang sempurna dan membuat Ben dan Jody tak dapat berkata kata. Ben yang merasa gagal kembali ke Jakarta dengan putus asa. Untuk mencari tahu cara mengibur temannya, Jody kembali menemui pemilik warung di Jawa Tengah tersebut dan sepulangnya dari sana, dia menghidangkan Ben segelas Kopi Tiwus dan sebuah kartu bertuliskan “Kopi yang anda minum hari ini adalah Kopi Tiwus, walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya”. Dan akhirnya Ben sadar bahwa dia selama ini mengambil jalan hidup yang salah, dan Ben juga sadar bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Dengan demikian Ben kembali sadar dan melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai Filosofi Kopi.
Selai dari cerita utamanya yaitu Filosofi Kopi, Dee juga menyguhkan cerita dan prosa lainnya seperti Mencari Herman, Lilin Merah, Kuda Liar, Rico de Coro, dan masih banyak lagi. Dee menjadikan cerita cerita dalam buku ini dalam ruang semppit yang membuat kita sebagai pembaca sangat fokus dan penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Kisah yang diangkat juga tidak jauh dari kehidupan kita sehingga kita masih bisa mencerna cerita cerita tersebut. Prosa prosa yang dibuat oleh dee sangat menyentuh kalbu. Sangat indah. Hanya kalimat itu yang tepat untuk menggambarkan buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar