PILIHAN BERUJUNG TAK MENYENANGKAN
Dalam cerpen Surat Terakhir karya M.Shoim anwar ini menceritakan sebuah hubungan yang rumit tentang pasangan yang dimabuk cinta, namun pada akhirnya hubungan tersebut harus berakhir, karena salah satu sudah tidak sanggup lagi untuk memperjuangankan hubungan mereka karena dihadapkan diposisi yang serba sulit, karena sebagai seorang pria ia merasa tidak memberikan harapan dan janji-janji yang membuat kekasihnya menanti dalam ketidak pastian karena untuk kehidupannya saja sudah sulit maka ia tidak berani memberikan janji-janji yang berimbas pada penantian yang tiada ujung. Perhatikan kutipan berikut ini:
“ Saya orang miskin beban saya untuk menyelesaikan kuliah amat berat. Saya tak sampai hati memperlakukan dia untuk menanti tanpa batas yang jelas”. “ tapi dia sanggup menantimu sampai kapanpun” . “ Sekali lagi, saya sangat mencintainya. Sampai sekarang pun saya masih kirim kartu lebaran setiap tahun”.
Dari kutipan diatas tampak jelas sekali bahwa ada rasa rendah diri untuk memperjuangkan hubungan yang selama ini dijalani, padahal sebagai lelaki harusnya dia berjuang, bagaimana ia harus mempertahankan hubungan yang telah dibina, bukannya meninggalkan tanpa alasan yang kurang masuk akal, yang berujung pada penyesalan karena kekasih yang dicintainya telah menjadi milik orang orang lain, karena keputusan sesaat yang membuatnya bingung. Padahal Sasmia sebagai kekasih sanggup untuk menunggu sampai kapanpun jika kekasihnya mau memperjuangkan hubungan mereka. Karena saya kira sebagai seorang lelaki sebuah kemiskinan bukanlah halangan ketika dia ingin memperbaiki taraf kehidupannya menjadi lebih baik. Kecuali seorang lelaki tersebut bermental lemah seperti dalam cerpen M. Shoim Anwar tersebut.
Pada akhirnya sebuah pilihan tersebut menyisakan kenangan yang tidak bisa dilupakan sampai keduanya sama-sama telah berkeluarga dan mempunyai anak, dan ketika kenangan-kenangan tersebut terbuka kembali, ada perasaan ingin memiliki, padahal status hubungan keduanya sudah tidak seperti dulu lagi. Hal inilah yang sering memicu keretakan hubungan suami istri akibat munculnya seseorang yang pernah mengisi hati salah satu pasangan suami istri tersebut. Padahal jika kita telah memutuskan untuk membina sebuah hubungan dalam bentuk pernikahan, kita harus siap menerima konskwensi untuk menghapus kenangan-kenangan indah masa lalu tersebut, tapi justru dalam novel karya M. Shoim Anwar tersebut sang tokoh justru menyimpan kenangan-kenangan tersebut bertahun-tahun, sebagai bukti kesetiaan. Perhatikan kutipan berikut ini:
“ Usai kubaca, surat itu kudekap erat, lalu kucium, seperti aku mendekap dan mencium sasmia lima belas tahun yang silam. Aku bergelimpangan di atas kasur”. “ Begjitu segar perjalanan itu. Sebuah kesetiaan yang rasanya tak sanggup kuhapus dari sayap-sayap waktu.
Jelas Dari sini seakan jelas sekali bahwa penulis ingin menggambarkan sebuah masalah yang mungkin sering melanda hubungan rumah tangga, yaitu hadirnya pihak ketiga dan seseorang tersebut pernah menjalin hubungan yang spesial sebelum salah satu pasangan membina rumah tangga. apalagi jika dengan sengaja salah satu pasangan tersebut mulai membuka hati untuk seseorang tersebut.
Dari pengamatan yang saya baca cerpenyang berjudul Surat terakhir karya M. Shoim Anwar ini cukup bagus dalam merangkai kata-katanya sehingga pembaca ikut hanyut dalam suasana romantisme dan kesedihan yang dirasakan tokoh dalam cerpen tersebut. Hanya saja saya sebagai pembaca bertanya-tanya bagaimana mungkin sutar-surat yang dikirimkan sang kekasih yang sudah bertahun-tahun masih tersimpan dengan baik tanpa sepengetahuan istrinya, padahal jika seorang lelaki sudah mulai berbohong maka sang istri cepat dalam menanggapnya. Tapi secara keseluruha cerpen-cerpen karya M. Shoim Anwar cukup bagus dalam mewakili fenomena yang terjadi di masyarakat dewasa ini.
Amanat yang mungkin ada dalam cerpen Surat Terakhir karya M. Shoim Anwar ini menurut pendapat saya :
- Sebagai seorang lelaki seharusnya bisa bersikap tegas apabila dia benar-benar ingin hubungan yang telah dibina dengan kekasihnya bisa ke jenjang pernikahan.
- Apabila kita sudah memutuskan untuk membina rumah tangga dengan orang lain, maka kita harus menerima konskwensi yang ada. Termasuk mengubur dalam-dalam kenangan indah bersama sang mantan. Jangan sampai kita menyimpan satupun benda yang bisa membuka kenangan-kenangan tersebut terbuka kembali. Karena semua itu akan berimbas pada hubungan yang baru yang telah dirangkai.
Akhirnya selesai sudah esai dan kritik ini saya sajikan, saya kira masih banyak kekurangan yang perlu ditambahkan dalam esai ini, semoga teman-teman yang lain bisa memperluas lagi.
NAMA : HABIB ZAIN ANIS ALATTAS
KELAS : XII IPA 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar